Profesi Aktuaris – Pernahkah Anda mendengar tentang profesi aktuaris? Singkatnya, aktuaris adalah ahli yang bertugas memecahkan masalah aktual dalam suatu bisnis, terutama yang berkaitan dengan risiko.
Padahal, di Indonesia, jumlah aktuaris profesional masih sangat minim. Saat ini, hanya ada sekitar 500 aktuaris dari total populasi lebih dari 250 juta. Padahal, banyak aktuaris yang dibutuhkan oleh banyak perusahaan di berbagai bidang.
Lebih lanjut tentang profesi ini, SUN Media merangkum lima fakta penting tentang profesi ini yang perlu Anda ketahui, beberapa langsung dari presentasi para ahli pada Acturial Science Expo 2018 pada Kamis (11/15) di Balai Kartini, Jakarta:
Peran utamanya adalah untuk “meramalkan” risiko di masa depan
Masa depan itu abstrak dan menantang. Namun, aktuaris dapat membantu memprediksi risiko dengan perhitungan yang tepat. Risiko di sini berarti akibat buruk yang mungkin terjadi, seperti bencana alam, kecelakaan, kebakaran, dan lain-lain. Dalam menghitung risiko, aktuaris dituntut menerapkan rumus-rumus dari teori matematika, Probabilitas dan statistika, serta ilmu ekonomi dan keuangan yang dipelajari dalam ilmu aktuaria.
Berkontribusi untuk Pembangunan Bangsa
Pierre Yves Monnard, Global Affairs Canada representative, menjelaskan bahwa profesi aktuaris memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa. “Keahlian aktuaris merupakan kunci stabilitas ekonomi dan keuangan di sektor publik, serta kapasitas manajemen di tingkat nasional dan regional.”Fungsi aktuaria, lanjutnya, berdampak besar terhadap pembangunan ekonomi, antara lain asuransi jiwa dan umum, perbankan, pensiun, pelayanan pemerintah, pembiayaan kesehatan, investasi dan lain-lain. Melihat fakta tersebut, Fauzi Arfan, Ketua Ikatan Aktuaria Indonesia (PAI), dengan tegas menyatakan bahwa negara Indonesia sangat membutuhkan aktuaris mengingat negara kita rentan terhadap berbagai risiko, seperti bencana alam, risiko keuangan, dan lain-lain.
Baca Juga:
Harus Suka Matematika
Karena pekerjaan utamanya berkaitan dengan perhitungan dan analisis, Ponno Jonatan, konsultan aktuaria, menjelaskan dalam sesi workshop bertajuk Practicing your Acturial Skills bahwa seorang aktuaris harus mampu menguasai matematika.”Selain terkait dengan pekerjaan pokok, aktuaris juga akan lulus berbagai ujian untuk meraih gelar profesional yang erat kaitannya dengan matematika, sains, dan investasi. Jadi, saya sarankan, jika tidak suka matematika atau berhitung, lebih baik tidak menekuni profesi ini, ” jelasnya.
Harus memiliki tekad yang luar biasa
Steven Tanner, seorang sutradara dan aktuaris yang memiliki pengalaman selama 30 tahun menjelaskan bahwa mendapatkan gelar aktuaris profesional membutuhkan waktu yang cukup lama. Setelah lulus, seorang aktuaris harus mengikuti berbagai ujian Sertifikat dengan perkiraan waktu enam hingga 10 tahun.Aktuaris tersebut memiliki dua gelar di Indonesia, yaitu Fellow of the Indonesian Actuarial Society (FSAI) dan Associate of the Indonesian Actuarial Society (ASAI). Aktuaris FSAI telah menyelesaikan 10 mata kuliah yang diselenggarakan oleh Ikatan Aktuaria Indonesia (PAI), sedangkan aktuaris Asai hanya menempuh delapan mata kuliah diantaranya.”Butuh kerja keras untuk menjadi aktuaris profesional. Yang terpenting jangan mundur jika sudah memutuskan untuk terjun ke profesi ini,” kata Steven.
Bayar gaji yang tinggi
Di balik perjalanan panjang menjadi aktuaris profesional, Anda akan mendapatkan gaji yang lumayan sesuai dengan gelar Anda. Berikut referensi gaji seorang aktuaris mulai dari level pemula hingga level Direktur Utama:
Mulai dari profesi analis aktuaria, gajinya sekitar Rp. 4-7 juta per bulan.
Setelah lulus lima ujian sertifikasi tersebut, seorang analis aktuaria menjadi Associate yang bertemu dengan Asai (Associate Societies Actuary Indonesia) dengan gaji sekitar Rp 10-25 juta per bulan.
Selanjutnya, seorang Associate akan naik ke level Aktuaris manager dengan gaji Rp38 juta per bulan.
Setelah itu, Anda akan menjadi Fellow to Actuary Appointed position dengan gelar Fellow Society Actuary Indonesia dengan gaji lebih dari Rp 50 juta per bulan.
Kemudian naik lagi ke jenjang Aktuaris Kepala, dimana gaji seorang aktuaris akan sama dengan gaji Direktur utama sebuah perusahaan besar.